Pocong di Rumahku

Pocong di Rumahku

Kali ini kita mendengarkan cerita dari sahabat kita, yaitu Muhammad Rofiquzzaman.

Pengalaman ini adalah pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Waktu itu saya masih kelas 6 SD. Saat itu iqomah maghrib sudah dikumandangkan dan ibu saya menyuruh saya untuk lekas berangkat ke masjid untuk sholat berjamaah.
'Nak, cepetan berangkat! Udah iqomah, nanti telat! Sana berangkat bareng abang kamu!' perintah ibu saya.
Setelah saya dengar perintah ibu saya, saya mendengar suara gerbang rumah ditutup dan saya menyadari bahwa abang saya sudah berangkat duluan ke masjid. Lalu saya tergesa-gesa untuk segera berangkat menuju ke pintu keluar.

Di rumah saya, posisi pintu keluar ada di ujung lorong, dan di sebelah kiri lorong terdapat ruang kerja ayah saya, kesimpulannya jika mau keluar, harus melewati ruang kerja ayah saya tersebut. Ketika saya berjalan menyusuri lorong, saya mendengar suara derit kursi di ruang kerja ayah saya seakan ada yang sedang mendudukinya. Saya berfikir bahwa itu abang saya, namun saya ingat bahwa abang saya sudah berangkat duluan ke masjid. Karena penasaran, saya berlari menuju ruang kerja ayah saya dan saya melihat hal yang sangat mengerikan.

Sosok pocong duduk di kursi kerja ayah saya, pocong itu duduk membelakangi arah saya. Dia mengayunkan lehernya ke kanan dan ke kiri hingga saya menyadari bahwa suara derit kursi itu ternyata adalah ulah gerakan sang pocong itu. Waktu itu saya tak bisa berteriak ataupun bergerak, seakan waktu benar-benar berhenti. Namun tak lama kemudian, akhirnya saya berhasil bergerak dan saya langsung berlari keluar rumah menuju ke masjid. Ketika saya kembali dari masjid, pocong itu sudah tak ada di sana lagi, dan malamnya, saya minta ibu saya menemani saya tidur.

Keesokan harinya, seorang lelaki berumur sekitar 40 tahun datang ke rumah saya. Saya menyadari bahwa ia adalah teman ayah saya.
'Ada yang bisa saya bantu pak?' tanya saya.
'Bapak ada dik?' tanyanya.
'Oh maaf pak, bapak baru pergi nganter anak ke sekolah,' jawabku.
'Oh kalau gitu saya minta izin masuk ke ruang kerja bapak bentar ya dik, kemarin ada barang saya yang ketinggalan waktu ketemu bapak di ruang kerja,' katanya.
Kuperbolehkan ia masuk, lalu beberapa saat kemudian ia keluar dan saya penasaran barang apa yang tertinggal di ruang kerja ayah saya.
'Oh ini dik, cincin batu akik saya kemarin ketinggalan.'

Beberapa waktu kemudian saya tak pernah melihat pocong itu lagi di ruang kerja ayah saya, dan saya baru menyadari bahwa pocong itu sepertinya berhubungan dengan cincin teman ayah saya yang ketinggalan itu.

Keywords: pocong dirumah, cerita hantu pocong

Baca Juga:

Share: