Pembunuh Berantai yang Terkenal Sadis di Indonesia

Pembunuh Berantai yang Terkenal Sadis di Indonesia

INDORAMAL.COM - Kamu inget sama kasus mutilasi Ryan Jombang tahun 2008 silam? Yap, Ryan Jombang kala itu sukses menghebohkan Indonesia dengan kasus mutilasi.

Pria bernama asli Very Idham Henyansyah tersebut membunuh dan memutilasi 11 orang. Korban kekejamannya pun dikubur di kolam yang terletak di belakang rumahnya. Karena kekejaman tersebut, ia pun dijuluki Ryan 'Jagal' Jombang.

Nah, selain Ryan Jombang, di Indonesia banyak juga kasus-kasus serupa. Kali ini indoramal.com akan merangkum beberapa kasus pembunuhan sadis buat kalian baca.

Ryan Jombang (2008)

Ryan Jombang

Bicara pembunuhan berantai tentu tak lengkap tanpa menyebut nama Ryan Jombang. Kasus Ryan Jombang merupakan kasus yang menghebohkan di Indonesia. Ia diketahui telah memutilasi 11 orang.

Aksi keji Ryan pertama kali terungkap saat ditemukan potongan tubuh manusia dalam dua buah tas di belakang Kebun Binantang Ragunan. Dari penemuan potongan tubuh itu, polisi aktif menyelidiki kasus mutilasi tersebut.

Polisi pun menemukan bahwa pelakunya adalah Ryan Jombang. Ia pun ditangkap setelah menggunakan uang sebesar Rp 3 juta milik korban mutilasi bernama Heri. Saat itu Ryan ditangkap bersama kekasih sesama jenisnya yang bernama Noval Andrias.

Setelah Heri yang merupakan korban mutilasi pertama yang ditemukan, polisi pun menemukan korban mutilasi lainnya salah satunya bernama Aril. Ryan kemudian menunjukkan lokasi kuburan Aril, dan di kuburan tersebut ditemukan juga mayat-mayat lainnya. Total korban kekejamannya berjumlah 11 orang.

Motif Ryan saat membunuh dan memutilasi Heri adalah kecemburuan. Sementara 10 korban mutilasi lainnya dibunuh karena motif materi.

Karena kekejamannya itu, Pengadilan Negeri Depok pada April 2009 menjatuhi hukuman mati kepada Ryan. Namun pada 1 Oktober, ia meminta grasi pada Presiden dan meminta agar hukumannya dikurangi jadi hukuman seumur hidup.

Robot Gedek (1996)

Robot Gedek

Tahun 1996 ada sosok kejam yang memutilasi anak-anak di bawah umur. Pelakunya adalah pria bernama Siswanto alias Robot Gedek.

Ia memutilasi 12 anak di bawah umur seorang diri, dan kemudian membuang potongan tubuh mereka ke beberapa tempat diantaranya Pondok Kopi, Jakarta Timur dan sekitar rawa-rawa bekas Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sebelum membunuh dan memutilasi, Robot Gedek ternyata juga menyodomi korban-korbannya. Dari catatan Polres Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, dari 12 korban yang dimutilasi, hanya 8 korban yang jenazahnya berhasil ditemukan.

Saat diperiksa polisi, Robot Gedek mengaku dirinya tidak sadar telah melakukan perbuatan itu. Karena kekejamannya itu, ia pun dijatuhi hukuman mati. Namun sebelum hukumannya dilakukan, Robot Gedek meninggal dunia lebih dulu akibat serangan jantung.

Dukun Ahmad Suradji (1986)

Dukun Ahmad Suradji

Kalian pastinya belum lahir ya Urbanreaders. Tapi di tahun itu ada pembunuh berantai yang sangat keji. Dia adalah dukun Ahmad Suradji.

Suradji merupakan pembunuh yang sudah mengambil nyawa 42 perempuan. Alasan dirinya membunuh para wanita itu karena ia bermimpi didatangi ayahnya yang hendak mewariskan ilmu sakti.

Namun untuk mendapat ilmu sakti itu Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita. Ia pun juga harus meminum air liur korbannya sebelum membunuh mereka.

Aksi kejamnya mulai tercium saat warga desa tempat Suradji tingga, Desa Sei Semayang, menemukan mayat wanita tanpa busana di kebun tebu. Korban bernama bernama Sri Kemala Dewi (21).

Awalnya yang dicurigai adalah suami Sri yang bernama Tumin. Polisi kemudian memeriksa Tumin namun tidak mendapat bukti kuat hingga Tumin pun dibebaskan dari kecurigaan.

Seorang warga desa kemudian bersaksi kalau sebelum meninggal dirinya sempat mengantar Sri ke tempat dukun Ahmad Suradji untuk konsultasi di hari Sri menghilang. Polisi pun kemudian mulai mencurigai Suradji. Dukun tersebut sempat dilepaskan karena kurang bukti, tapi setelah melakukan penyelidikan diketahui banyak orang hilang usai berkonsultasi dengan Suradji.

Polisi kemudian menggerebek rumah Suradji dan menemukan pakaian dan perhiasan milik korban-korban yang dibunuhnya. Suradji pun mengakui perbuatannya pada polisi. Saat melakukan pembunuhan ia dibantu oleh salah satu istrinya yang bernama Tumini.

Setelah ia mengakui semua perbuatannya, Suradji dijatuhi hukuman mati sementara Tumini dihukum penjara seumur hidup. Tanggal 10 Juli 2008, polisi mengeksekusi Suradji dengan menembakkan tiga buah peluru.

Keywords: pembunuh berantai indonesia, pembunuh sadis indonesia

Baca Juga:

Share: